Arus kas adalah kehidupan perusahan; investor yang memperhatikannya akan dapat melindungi dirinya dari saham-saham sampah yangtak berharga. Ketika pembayaran yang dilakukan perusahan lebih banyak ketimbang yang diterimanya, arus akas perusahaan itu menjadi negatif. Jika hal ini berlangsung terus-menerus selama periode tertentu, maka itu adalah sinyal bahwa dana perusahaan di bank berada dalam bahaya. Tanpa adanya suntikan dana segar dri pemilik saham atau pemberi pinjaman, perusahaan yang berada dalam kondisi ini akan dengan cepat terperangkap ke dalam masalah insolvabilitas.
Pembayaran bunga utang memberi tekanan pada arus kas, dan tekanan tersebut cenderung memburuk pada perusahaan yang sedang bermasalah. Karena mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gagal bayar, perusahaan yang sedang bermasalah harus membayar suku bunga yang lebih tinggi untuk meminjam uang. Akibatnya, utang tersebut cenderung menyusutkan penghasilannya. Rasio total utang terhadap ekuitas (debt to equity atau D/E ratio) berguna untuk mengukur risiko kebangkrutan. Rasio ini juga membandingkan kombinasi utang jangka panjang dan jangka pendek perusahan dengan ekuitas pemilik saham atau nilai bukunya. Perusahaan dengan rasio D/E sekitar 0,5 atau lebih, perlu diperhartikan lebih dalam kesehatan keuangannya.
D/E rasio tidak selalu mengungkap kesehatan perusahan. Penilaian tersebut sebaiknya digabungkan dengan pemeriksaan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga utang (interest coverage rasio). Misalnya, suatu perusahaan mempunyai rasio D/E sebesar 0,75, yang merupakan sinyal risiko kebangkrutan yang rendah, dan juga mempunyai interest coverage ratio 0,5.Interest coverage ratio di bawah 1, berarti perusahaan itu tidak mampu memenuhi semua kewajiban utangnya dengan pendapatannya sebelum pembayaran bunga dan pajak (operating income) pada periode tertentu. Ini juga merupakan sinyal bahwa perusahaan itu mempunyai kesulitan untuk memenuhi kewajiban utangnya.
Investor yang cerdas juga perlu mewaspadai penurunan harga saham yang tidak wajar. Hampir semua perusahaan yang ambruk diawali dengan penurunan harga saham secara berkelanjutan. Saham Enron mulai rontok 16 bulan sebelum hangus. Namun dikatakan, meskipun penurunan harga saham besar bisa merupakan sinyal akan adanya masalah, juga bisa menjadi sinyal adanya peluang berharga untuk membeli saham dengan fundamental yang solid. Oleh karena itu sebelum memutuskan apakah suatu saham perlu dibeli atau harus dijual, pastikan untuk memperhatikan beberapa faktor selanjutnya.
Investor perlu memperhatikan peringatan laba dengan amat sangat serius. Meskipun reaksi pasar terhadap peringatan laba tampak biasa saja, atau bahkan brutal, ada sejumlah bukti akademis yang menunjukkan bahwa pasar secara sistematis lambat bereaksi terhadap berita buruk. Akibatnya, peringatan laba seringkali diikuti dengan penurunan harga saham secar bertahap.
Perusahaan wajib melaporkan, melalui pengumuman perusahaan, pembelian dan penjualan saha oleh pemilik saham berpengaruh dan direksi perusahaan (juga dikenal sebagai "orang dalam" atau insider). Eksekutif dan direksi mempunyai informasi terbaru tenang prospek perusahaan, sehingga penjualan oleh salah satu atau semua anggota kelompok tersebut dapat merupakan sinyal akan adanya masalah. Diakui bahwa, orang dalam tidak selalu menjual saham yang mereka pikir akan melorot nilainya. Namun penjualan saham oleh orang dalam harus memberi jeda kepada investor.
Pengunduran diri mendadak pejabat (atau direktur), dan/atau auditor perusahaan juga bisa menjadi sinyal berita buruk. Meskipun bisa saja pengunduran diri tersebut benar-benar murni, tetap perlu untuk diketahui lebih dekat. Penggantian auditor juga bisa diartikan sebagai pemburukan hubungan antara auditor dengan perusahaan sebagai klien, dan kemungkinan karena permasalahan yang lebih fundamental dalam bisnis perusahaan. Tanda peringatan seharusnya berdering lebih keras ketika pengunduran diri itu melibatkan seorang individu yang dikenal mempunyai reputasi sabagai manajer yang sukses atau kuat, atau sebagai direktur independen.
Investigasi formal oleh otoritas bursa saham biasanya menjadi awal dari ambruknya suatu perusahaan. Kondisi itu tidak mengejutkan; banyak perusahaan dinyatakan bersalah karena melanggar peraturan bursa dan pencatatan pembukuan akibat menghadapi kesulitan keuangan. Meskipun bayak investigasi otoritas bursa yang tidak menemukan adanya kesalahan, namun tetap perlu untuk memperhatikan lebih dalam kondisi keuangan perusahaan yang menjadi target pemeriksaan otoritas bursa.