Sabtu, 26 Maret 2016

Perusahaan akan bangkrut,apa tandanya??

Berinvestasi di saham berarti kita membeli kepemilikan atas bisnis perusahaan sehingga kita sebagai investor harus cermat terhadap kondisi perusahaan (emiten) yang sahamnya kita miliki atau sedang kita incar untuk dimiliki.
Nah, kali ini saya akan berbagi artikel tentang 8 tanda perusahaan yang sedang menuju bangkrut... silaka disimak ya guys....
 
Tak banyak orang yang menemukan sinyal awal perusahaan yang sedang dalam masalah besar. Kasus WorldCom dan Enron, bisa menjadi contoh bagaimana perusahaan yang dulu berharga ratusan miliar dolar, musnah dalam sekejap. Kejatuhan mereka mengejutkan dunia, termasuk para investornya. Bahkan pemilik saham besar, banyak diantaranya mempunyai jalur informasi ke orang dalam, ikut terjebak dalam masalah.
 
Bagaimana cara mengetahui bahwa saham perusahaan yang Anda miliki sedang menuju kebangkrutan?
 
Arus Kas Negatif
Arus kas adalah kehidupan perusahan; investor yang memperhatikannya akan dapat melindungi dirinya dari saham-saham sampah yangtak berharga. Ketika pembayaran yang dilakukan perusahan lebih banyak ketimbang yang diterimanya, arus akas perusahaan itu menjadi negatif. Jika hal ini berlangsung terus-menerus selama periode tertentu, maka itu adalah sinyal bahwa dana perusahaan di bank berada dalam bahaya. Tanpa adanya suntikan dana segar dri pemilik saham atau pemberi pinjaman, perusahaan yang berada dalam kondisi ini akan dengan cepat terperangkap ke dalam masalah insolvabilitas.
 
Rasio Utang-Ekuitas Tinggi
Pembayaran bunga utang memberi tekanan pada arus kas, dan tekanan tersebut cenderung memburuk pada perusahaan yang sedang bermasalah. Karena mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gagal bayar, perusahaan yang sedang bermasalah harus membayar suku bunga yang lebih tinggi untuk meminjam uang. Akibatnya, utang tersebut cenderung menyusutkan penghasilannya. Rasio total utang terhadap ekuitas (debt to equity atau D/E ratio) berguna untuk mengukur risiko kebangkrutan. Rasio ini juga membandingkan kombinasi utang jangka panjang dan jangka pendek perusahan dengan ekuitas pemilik saham atau nilai bukunya. Perusahaan dengan rasio D/E sekitar 0,5 atau lebih, perlu diperhartikan lebih dalam kesehatan keuangannya.
 
Kemampuan Membayar Bunga
D/E rasio tidak selalu mengungkap kesehatan perusahan. Penilaian tersebut sebaiknya digabungkan dengan pemeriksaan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga utang (interest coverage rasio). Misalnya, suatu perusahaan mempunyai rasio D/E sebesar 0,75, yang merupakan sinyal risiko kebangkrutan yang rendah, dan juga mempunyai interest coverage ratio 0,5.Interest coverage ratio di bawah 1, berarti perusahaan itu tidak mampu memenuhi semua kewajiban utangnya dengan pendapatannya sebelum pembayaran bunga dan pajak (operating income) pada periode tertentu. Ini juga merupakan sinyal bahwa perusahaan itu mempunyai kesulitan untuk memenuhi kewajiban utangnya.
 
Penurunan Harga Saham
Investor yang cerdas juga perlu mewaspadai penurunan harga saham yang tidak wajar. Hampir semua perusahaan yang ambruk diawali dengan penurunan harga saham secara berkelanjutan. Saham Enron mulai rontok 16 bulan sebelum hangus. Namun dikatakan, meskipun penurunan harga saham besar bisa merupakan sinyal akan adanya masalah, juga bisa menjadi sinyal adanya peluang berharga untuk membeli saham dengan fundamental yang solid. Oleh karena itu sebelum memutuskan apakah suatu saham perlu dibeli atau harus dijual, pastikan untuk memperhatikan beberapa faktor selanjutnya.
 
Peringatan Laba
Investor perlu memperhatikan peringatan laba dengan amat sangat serius. Meskipun reaksi pasar terhadap peringatan laba tampak biasa saja, atau bahkan brutal, ada sejumlah bukti akademis yang menunjukkan bahwa pasar secara sistematis lambat bereaksi terhadap berita buruk. Akibatnya, peringatan laba seringkali diikuti dengan penurunan harga saham secar bertahap.
 
Transaksi Orang Dalam
Perusahaan wajib melaporkan, melalui pengumuman perusahaan, pembelian dan penjualan saha oleh pemilik saham berpengaruh dan direksi perusahaan (juga dikenal sebagai "orang dalam" atau insider). Eksekutif dan direksi mempunyai informasi terbaru tenang prospek perusahaan, sehingga penjualan oleh salah satu atau semua anggota kelompok tersebut dapat merupakan sinyal akan adanya masalah. Diakui bahwa, orang dalam tidak selalu menjual saham yang mereka pikir akan melorot nilainya. Namun penjualan saham oleh orang dalam harus memberi jeda kepada investor.
 
Pejabat Perusahaan Mengundurkan Diri
Pengunduran diri mendadak pejabat (atau direktur), dan/atau auditor perusahaan juga bisa menjadi sinyal berita buruk. Meskipun bisa saja pengunduran diri tersebut benar-benar murni, tetap perlu untuk diketahui lebih dekat. Penggantian auditor juga bisa diartikan sebagai pemburukan hubungan antara auditor dengan perusahaan sebagai klien, dan kemungkinan karena permasalahan yang lebih fundamental dalam bisnis perusahaan. Tanda peringatan seharusnya berdering lebih keras ketika pengunduran diri itu melibatkan seorang individu yang dikenal mempunyai reputasi sabagai manajer yang sukses atau kuat, atau sebagai direktur independen.
 
Investigasi Otoritas Bursa
Investigasi formal oleh otoritas bursa saham biasanya menjadi awal dari ambruknya suatu perusahaan. Kondisi itu tidak mengejutkan; banyak perusahaan dinyatakan bersalah karena melanggar peraturan bursa dan pencatatan pembukuan akibat menghadapi kesulitan keuangan. Meskipun bayak investigasi otoritas bursa yang tidak menemukan adanya kesalahan, namun tetap perlu untuk memperhatikan lebih dalam kondisi keuangan perusahaan yang menjadi target pemeriksaan otoritas bursa.
 Sumber : Investopedia.com
 
Semoga bisa menjadi bacaan santai selama liburan dan semoga bermanfaat.....
 
 
"Happy Investing & Be Smart Investor"

IHSG dan Saham Pilihanku

Pada perdagangan hari Kamis kemarin, tgl 24 Maret 2016 Indeks ditutup pada level 4827,09...wah, ternyata belum mampu bertahan diatas 4850 walaupun dalam seminggu yang lalu indeks sempat menorehkan rekor tertinggi tahun ini dan mondar-mandir di angka sekitar 4800-4850an. Ini sih pertanda bagus karena dengan semakin membaiknya sentimen perekonomian dalam negeri dan regio-global ditambah banyak emiten yg kinerjanya menunjukkan tanda perbaikan di kuartal ke-4 2015, tidak ada salahnya kita optimis kinerja saham tahun ini akan membaik.
 
 
Bagaimana IHSG bergerak seminggu ke depan??
 
Sebelum bicara lebih jauh, kita lihat dulu yuks bagaimana peta perjalanan IHSG dibawah ini :


IHSG daily 24/03/2016
 
Dari grafik harian IHSG diatas, terlihat bahwa selama seminggu kedepan indeks akan sideways di kisaran 4800-4850, jika mampu kembali breakout level 4850 dengan mantap maka rally IHSG menuju resist 5000 akan semakin mulus.
Meskipun demikian, temen-temen trader/investor harus waspada jika IHSG breakdown 4800.
 
Minggu depan pilih saham apa ya??
 
Untuk saham pilihan minggu depan, saya akan mencermati 3 saham berikut :
  • SRIL, level beli at 303-312 / maks 317, target price at 336/346, level cut loss di 297
  • BIRD, bisa dibeli at 6675-6800 atau 6425-6500, target price at 7425/8150, cut loss di 6550
  • SMGR, beli di 10650-10725, taget harga di 11050/22500/11775, cut loss at 10325
Sekian dulu ya guys, tetep disclaimer on ya!, happy long weekend....
 
 
 

Jumat, 11 Maret 2016

A to Z Reksadana

Setelah hampir 2 minggu gak nulis, akhirnya tadi malem pas browsing nemu sedikit artikel dari salah satu twit Aidil Akbar (@aidilakbar) salah satu Perencana Keuangan sekaligus trainer investasi&keuangan, yang sepertinya layak untuk diketahui temen-temen pembaca sekalian,tentu saja dengan sedikit modifikasi tulisan oleh saya. Terutama bagi yang msh newbie ato agak-agak asing dengan reksadana

OK, langsung aja ini ada rangkuman tips invest di ReksaDana yg sangat simple and to the point : 

1.  ReksaDana itu bentuknya Rekening (jadi kayak sistem tabungan gitu) bisa diisi (invest awal or top up) kapan aja dan bisa ditarik kapan aja.

2. Minimum investasi di ReksaDana bermacam-macam tergantung perusahaan Aset Managementnya (MI), ada yang 100ribu, ada yang 250ribu ada yang 500ribu ada juga yang 1juta.

3. ReksaDana bisa dijual langsung (beli langsung ke Manajer Investasi) atau melalui agen penjual misalnya Bank, Sekuritas, maupun website marketplace Reksadana Online. Khusus lewat Bank, ada beberapa yang mengenakan minimum pembukaan rekening besarnya beda-beda ada yg 1jt, 5jt, 10jt, 25jt.

Cara belinya yaaa mirip buka rekening aja isi beberapa formulir, foto copy KTP plus Uang investasinya di transfer.  Nah perhatiin selalu transfer ke rekening atas nama ReksaDana nya di Bank Kustodian ya...setelah itu bbrp hari kemudian kita akan mendapatkan surat konfirmasi pembelian.

4. Pada saat anda beli ReksaDana anda memiliki yang disebut dengan “Unit”.  Harga per unit disebut dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit, contoh: kita invest 500,000 (lima ratus ribu) harga unit (NAB) reksa dana nya 1,000, jadi kita mempunyai 500 unit. (mudah-mudahan ng
ak pusing tuh )

5. Gimana cara kita itung keuntungan ReksaDana?  Ketika harga NAB nya naik.  Contoh, NAB yang kita beli diatas naik dari 1,000 ke 1,150 berarti uang kita menjadi 1,150 x 500 unit = 575,000 keuntungannya 75,000 (575.000-500.000)

6. Info tentang NAB ReksaDana bisa diliat di koran ekonomi (Investor Indonesia, Bisnis Indonesia) maupun website pusat info investasi&reksadana ato marketplace reksadana online misal www.infovesta.com

7. Usahakan untuk investasi di ReksaDana minimum setiap bulan, habis gajian… beli n lupain aja jangan diliat-liat.  Investasi itu seperti taneman kalau diliat-liat nanti lama lho tumbuhnya… hahaha

8. Cek produk reksadana ada prospektusnya nggak? kalo nggak ada ato ragu-ragu jangan inveeeesst, ati2 bodong…utk reksadana pastikan produk maupun MI-nya terdaftar di OJK.

9. Kalau mau beli ReksaDana Saham sebaiknya untuk jangka panjang diatas 5 tahun, ReksaDana Campuran 3-5 tahun, ReksaDana Pendapatan Tetap 1-3 tahun, ReksaDana Pasar Uang 1 tahun (alternatif).

10. Ketika pasar (bursa) turun jangan panik, tetep fokus pada tujuan investasi, karena dalam jangka panjang pasar(bursa) akan cenderung naik.

Sekian dulu ya guys, semoga bermanfaat......

"Happy Investing & Be Smart Investor"