Libur tlah
tiba, libur tlah tiba, hore!! Saat ini, teman-teman pasti sedang asyik-asyiknya
menikmati long weekend, termasuk saya juga sih! Hehehe…J tapi ada satu moment yang layak kita perhatikan terkait finansial kita
lho, apakah itu? Ya, benar sekali, ada beberapa perusahaan baik swasta maupun
BUMN yang bermurah hati membagikan bonus/tunjangan di akhir tahun, ada yang
menyebut THR natal, bonus akhir tahun, tunjangan akhir tahun, dll. Sudahkan
perusahaan Anda membagikan bonus akhir tahun ini? semoga iya! Yang saat ini
belum dapet terus berdoa ya semoga tahun tahun berikutnya ada bonus/tunjangan
sejenis…. hehehe ngarep.com
Nah, terkait bonus ini apa yang harus kita lakukan? bagaimana cara
mengelola yang benar sesuai konsep-konsep perencanaan keuangan maupun
pengelolaan kekayaan? Saya akan coba sedikit berbagi beberapa cara
pengelolaannya, simak terus tulisan dibawah ini ya!
Tapi sebelum pembahasan lebih lanjut, harus kita cermati dulu apa sih
sebenarnya yang dikategorikan sebagai bonus itu dan biasanya dimanfaatin
seperti apa oleh penerimanya? BONUS sebenarnya merupakan uang tambahan diluar gaji, pendapatan ekstra utk
seorang karyawan, dan merupakan kesempatan
satu-satunya untuk merima penghasilan diluar gaji (asumsi karyawan
murni loh ya, tidak punya bisnis sampingan J ). Terus biasanya gaji ini oleh penerima digunakan untuk
apa?? TERNYATA, bonus ini biasanya dihabiskan untuk belanja, belanja, dan
belanja!!yang lebih elegan sedikit sih untuk bayar utang kartu kredit atau KTA, walaupun sebenarnya utang
tersebut seringkali juga muncul karena belanja..Wow!! Semoga temen-temen
pembaca tidak termasuk kriteria diatas.
Terus bagaimana? Gak boleh nikmatin bonus?gak boleh senang-senang dengan
rejeki nomplok setahun sekali?jawabnya singkat, BOLEH!!!Syaratnya, bonus
tersebut harus disisihkan terlebih dahulu supaya bisa membantu kita untuk
bekerja mencari uang kelak di kemudian hari, baru deh sisanya dihabiskan, enak
khan?J Besarnya bonus yang disisihkan mestinya lebih besar dari 30% (lebih
besar lebih baik), karena untuk gaji rutin bulanan aja semestinya 10-30%
disisihkan untuk investasi masa depan, masak bonus tidak bias lebih
besar!hehehe JJ. Bonus sebaiknya diprioritaskan
untuk hal-hal sebagai berikut :
1. DANA CADANGAN/DARURAT
Adalah dana yang siap dipakai sewaktu-waktu kalau ada
kebutuhan mendadak yang sifatnya darurat, misal biaya RS yang cukup besar, biaya servis kendaraan rusak berat,
biaya kerusakan akibat bencana alam , bahkan menopang biaya hidup keluarga
karena PHK atau saat menganggur (tidak dapat gaji). Ada banyak sekali
pendekatan para financial planner
tentang besarnya dana darurat ini, tidak ada aturan bakunya. Namun secara umum Idealnya adalah :
·
6 x pengeluaran keluarga è bila single s/d memiliki 1 anak
·
9-12 x
pengeluaran keluarga è menikah dgn 2 anak atau lebih
Dana darurat sebaiknya
ditempatkan di instrumen dengan kriteria yang mudah diambil
kapanpun dan harus tetap menghasilkan walaupun kecil banget. Namanya juga darurat, artinya
dadakan dan sangat mendesak maka dana harus likuid alias dapat cepat dicairkan.
Alternatif penempatan dana yang dapat dipilih yaitu : Tabungan/Deposito di bank dan Reksadana
Pasar Uang. Saya pribadi
lebih senang dengan Reksadana Pasar Uang sebagai penempatan dana darurat,
dengan pertimbangan : resiko rendah, mudah dicairkan, & return lebih besar
dari tabungan/deposito.
2. INVESTASIKAN BONUS ANDA
Mengalokasikan bonus untuk investasi
sangat penting bagi masa depan keuangan yang lebih cerah (baca: mapan/bebsa finansial). Menurut Safir Senduk, salah satu financial
planner idola saya
dulu, bahwa ada beberapa alasan kenapa kita harus menginvestasikan bonus yang
kita peroleh yaitu :
- Bonus diluar penghasilan rutin, sehingga tidak mengganggu kebutuhan keluarga sehari-hari
- Sudah ada cadangan dana darurat,
- Sudah ada tabungan (alokasi) rutin untuk tujuan keuangan masing-masing (rekreasi,biaya sekolah,beli rumah,dsb.)
Terkait
sifat dari bonus dan alasan diatas, jenis investasi yang menurut saya layak
dijadikan pilihan atas bonus yang diterima adalah instrumen investasi
yang : INSTRUMEN PASAR MODAL dan KARAKTER AGRESIF (dapat
memberikan hasil maksimal dengan resiko terukur). Instrumen Investasi pilihan
yang dimaksud adalah Saham atau Reksadana Saham. Saham bagi yang mempunyai
waktu dan skill memadai untuk pengelolaan portofolionya, sedangkan Reksadana
saham bagi investor pemula yang ingin terima beres hasil pengelolaan portofolio investasinya profesional (Manajer Investasi).
Kenapa harus saham dan reksadana
saham??karena instrumen investasi ini dalam jangka panjang sudah terbukti
kinerjanya jauh melampaui tingkat inflasi dan bahkan sanggup mengimbangi atau
malah bisa melebihi return dari
bisnis properti maupun bisnis riil lainnya (dengan modal lebih besar) yang
dikelola ala kadarnya.
Setelah mengetahui apa dan bagaimana
prioritas pengalokasian bonus seperti tersebut diatas, sebagai bagian terakhir
artikel ini, Saya akan memberikan rule atau pedoman singkat terkait bagaimana cara
kerja pemanfaatan bonus untuk mencapai kemapanan finansial di masa depan, yaitu
sebagai berikut :
Ø Jika belum memiliki dana darurat,
maka prioritaskan untuk dialokasikan sebagai dana cadangan/darurat sebesar
sesuai ketentuan diatas,
Ø Jika sudah ada dana darurat tapi jumlahnya belum
sesuai ketentuan, maka bonus dialokasikan untuk menambah kekurangan dananya,
Ø Jika sudah punya dana cadangan sesuai ketentuan, jangan menggunakan bonus sebagai tambahan dana
cadangan, tapi biarkan dia bekerja dengan sistemnya mencari teman dan membantu mencari
penghasilan untuk kita è dengan kata lain, semua langsung dialokasikan untuk Investasi.
Sekian dulu artikel singkatnya Guys…semoga bermanfaat !!
“ Happy Investing & Be Smart Investor ”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar