Jumat, 25 Desember 2015

Sikapi BONUSmu dengan Bijak

             Libur tlah tiba, libur tlah tiba, hore!! Saat ini, teman-teman pasti sedang asyik-asyiknya menikmati long weekend, termasuk saya juga sih! Hehehe…J tapi ada satu moment yang layak kita perhatikan terkait finansial kita lho, apakah itu? Ya, benar sekali, ada beberapa perusahaan baik swasta maupun BUMN yang bermurah hati membagikan bonus/tunjangan di akhir tahun, ada yang menyebut THR natal, bonus akhir tahun, tunjangan akhir tahun, dll. Sudahkan perusahaan Anda membagikan bonus akhir tahun ini? semoga iya! Yang saat ini belum dapet terus berdoa ya semoga tahun tahun berikutnya ada bonus/tunjangan sejenis…. hehehe ngarep.com
Nah, terkait bonus ini apa yang harus kita lakukan? bagaimana cara mengelola yang benar sesuai konsep-konsep perencanaan keuangan maupun pengelolaan kekayaan? Saya akan coba sedikit berbagi beberapa cara pengelolaannya, simak terus tulisan dibawah ini ya!
Tapi sebelum pembahasan lebih lanjut, harus kita cermati dulu apa sih sebenarnya yang dikategorikan sebagai bonus itu dan biasanya dimanfaatin seperti apa oleh penerimanya? BONUS sebenarnya merupakan uang tambahan diluar gaji, pendapatan ekstra utk seorang karyawan, dan merupakan kesempatan satu-satunya untuk merima penghasilan diluar gaji (asumsi karyawan murni loh ya, tidak punya bisnis sampingan J ). Terus biasanya gaji ini oleh penerima digunakan untuk apa?? TERNYATA, bonus ini biasanya dihabiskan untuk belanja, belanja, dan belanja!!yang lebih elegan sedikit sih untuk bayar utang kartu kredit atau KTA, walaupun sebenarnya utang tersebut seringkali juga muncul karena belanja..Wow!! Semoga temen-temen pembaca tidak termasuk kriteria diatas.
Terus bagaimana? Gak boleh nikmatin bonus?gak boleh senang-senang dengan rejeki nomplok setahun sekali?jawabnya singkat, BOLEH!!!Syaratnya, bonus tersebut harus disisihkan terlebih dahulu supaya bisa membantu kita untuk bekerja mencari uang kelak di kemudian hari, baru deh sisanya dihabiskan, enak khan?J Besarnya bonus yang disisihkan mestinya lebih besar dari 30% (lebih besar lebih baik), karena untuk gaji rutin bulanan aja semestinya 10-30% disisihkan untuk investasi masa depan, masak bonus tidak bias lebih besar!hehehe JJ. Bonus sebaiknya diprioritaskan untuk hal-hal sebagai berikut :

1.      DANA CADANGAN/DARURAT
Adalah dana yang siap dipakai sewaktu-waktu kalau ada kebutuhan mendadak yang sifatnya darurat, misal biaya RS yang cukup besar, biaya servis kendaraan rusak berat, biaya kerusakan akibat bencana alam , bahkan menopang biaya hidup keluarga karena PHK atau saat menganggur (tidak dapat gaji). Ada banyak sekali pendekatan para financial planner tentang besarnya dana darurat ini, tidak ada aturan bakunya. Namun  secara umum Idealnya adalah :
·         6 x pengeluaran keluarga è bila single s/d memiliki 1 anak
·         9-12 x pengeluaran keluarga è menikah dgn 2 anak atau lebih
Dana darurat sebaiknya ditempatkan di instrumen dengan kriteria yang mudah diambil kapanpun dan harus tetap menghasilkan walaupun kecil banget. Namanya juga darurat, artinya dadakan dan sangat mendesak maka dana harus likuid alias dapat cepat dicairkan. Alternatif penempatan dana yang dapat dipilih yaitu : Tabungan/Deposito di bank dan Reksadana Pasar Uang. Saya pribadi lebih senang dengan Reksadana Pasar Uang sebagai penempatan dana darurat, dengan pertimbangan : resiko rendah, mudah dicairkan, & return lebih besar dari tabungan/deposito.
2. INVESTASIKAN BONUS ANDA
Mengalokasikan bonus untuk investasi sangat penting bagi masa depan keuangan yang lebih cerah (baca: mapan/bebsa finansial). Menurut Safir Senduk, salah satu financial planner idola saya dulu, bahwa ada beberapa alasan kenapa kita harus menginvestasikan bonus yang kita peroleh yaitu :
  •       Bonus diluar penghasilan rutin, sehingga tidak mengganggu kebutuhan keluarga sehari-hari
  •      Sudah ada cadangan dana darurat, 
  •    Sudah ada tabungan (alokasi) rutin untuk tujuan keuangan masing-masing (rekreasi,biaya sekolah,beli rumah,dsb.)
Terkait sifat dari bonus dan alasan diatas, jenis investasi yang menurut saya layak dijadikan pilihan atas bonus yang diterima adalah instrumen investasi yang : INSTRUMEN PASAR MODAL dan KARAKTER AGRESIF (dapat memberikan hasil maksimal dengan resiko terukur). Instrumen Investasi pilihan yang dimaksud adalah Saham atau Reksadana Saham. Saham bagi yang mempunyai waktu dan skill memadai untuk pengelolaan portofolionya, sedangkan Reksadana saham bagi investor pemula yang ingin terima beres hasil pengelolaan portofolio  investasinya profesional (Manajer Investasi).
Kenapa harus saham dan reksadana saham??karena instrumen investasi ini dalam jangka panjang sudah terbukti kinerjanya jauh melampaui tingkat inflasi dan bahkan sanggup mengimbangi atau malah bisa melebihi return dari bisnis properti maupun bisnis riil lainnya (dengan modal lebih besar) yang dikelola ala kadarnya.
Setelah mengetahui apa dan bagaimana prioritas pengalokasian bonus seperti tersebut diatas, sebagai bagian terakhir artikel ini, Saya akan memberikan rule atau pedoman singkat terkait bagaimana cara kerja pemanfaatan bonus untuk mencapai kemapanan finansial di masa depan, yaitu sebagai berikut :
Ø Jika belum memiliki dana darurat, maka prioritaskan untuk dialokasikan sebagai dana cadangan/darurat sebesar sesuai ketentuan diatas,
Ø Jika sudah ada dana darurat tapi jumlahnya belum sesuai ketentuan, maka bonus dialokasikan untuk menambah kekurangan dananya, 
Ø Jika sudah punya dana cadangan sesuai ketentuan, jangan menggunakan bonus sebagai tambahan dana cadangan, tapi biarkan dia bekerja dengan sistemnya mencari teman dan membantu mencari penghasilan untuk kita è dengan kata lain, semua langsung dialokasikan untuk Investasi.

Sekian dulu artikel singkatnya Guys…semoga bermanfaat !!


“ Happy Investing & Be Smart Investor ”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar